Kamis, 07 Mei 2015

sabda raja jogyakarta

MENANGGAPI penolakan keluarga atas sabdaraja yang dikeluarkannya, Raja Jogja Hamengku Buwono X akhirnya membuka suara. HB menyatakan tidak mempermasalahkan pihak-pihak yang tak sepakat dengan sabdaraja maupun dawuhraja yang dibacakannya. Dia juga menjanjikan minggu depan ada penjelasan resmi dari Keraton Jogja soal itu.
Ketika dikonfirmasi wartawan apakah benar dawuhraja Selasa lalu (5/5) menobatkan putri sulungnya, GKR Pembayun, sebagai putri mahkota dengan gelar GKR Mangkubumi, HB pun segera menjawab. "Wingi tahu gak (kemarin tahu tidak, Red)? Sudah tahu jangan tanya lagi," ujar HB di Kepatihan kemarin (6/5). 
Dalam kesempatan tersebut, HB belum mau menjelaskan isi lengkap sabdaraja maupun dawuhraja karena baru akan dije­laskan minggu depan. 
"Biar yang tidak setuju keluar dulu. Yang tidak setuju koar-koar dulu, minggu depan akan kami undang semua (media)," tambahnya.
Kemelut Keraton Jogjakarta tersebut berawal ketika HB X mengadakan pisowanan khusus yang dihadiri keluarga pada 30 April. Dalam kesempatan itu, HB mengeluarkan dawuhraja atau sabda raja. Isinya antara lain HB mencopot gelar khalifatullah yang artinya pemimpin agama. Gelar tersebut selama ini selalu dipakai para sultan dinasti Mataram itu. 
Tidak berhenti di situ, perlawanan adik-adik HB sangat keras atas dinobatkannya GKR Pembayun sebagai putri mahkota. Artinya, Pembayun yang bergelar GKR Mangkubumi berhak menggantikan ayahnya duduk di takhta Kerajaan Jogja. Sebuah tradisi yang selama ratusan tahun tak pernah terjadi di Kerajaan Mataram sejak era Panembahan Senopati. (pra/laz/end/mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar